Perubahan setiap individu, umat dan
bangsa merupkan salah satu tren yang berlaku pada saat itu, ia
merupakan sunnatullah di dalam kehidupan ini, sebagaimana Allah SWT
berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga mereka mau merubah diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’d:11)
Karena
itu perubahan perilaku bukan sekedar angan-angan dan cita-cita belaka,
namun merupakan kerja keras dan niat yang bersih serta perilaku yang
lurus. Dan bulan Ramadhan yang mulia merupakan kesempatan yang sejati
untuk melakukan perubahan, ia merupakan program nyata untuk melakukan
perbaikan jiwa dan hati, dan titik awal untuk melakukan permbinaan
umat:
Jangan katakan: dari mana saya memulai untuk mengawali taat kepada Allah
Jangan katakan: besok sajalah saya memulainya, karena boleh jadi ajal datang menjelang
Karena itu, Ramadhan merupakan
bulan perubahan, untuk memperbaharui perpindahan ruh dan jasad sehingga
mampu memperbaik kondisi dan merubahan internal kita. Dan perubahan
yang positif tentang membutuhkan kita semua menuju kehendak yang
matang, azimah yang kuat, dan usaha untuk melakukan perubahan. Allah
SWT berfirman: “
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Al-Baqarah:183)
Jika kita tidak merebut peluang
di bulan perubahan ini, maka hilanglah dari kita kesempatan seumur
hidup, kerana perubahan berarti senantiasa berada pada kebenaran, suatu
revolusi (perubahan) atas kepalsuan, penipuan, ucapan sia-sia dan
kedustaan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
من لم يدَعْ قولَ الزور والعملَ به، فليس لله حاجةٌ في أن يدع طعامه وشرابه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh padanya dalam meninggalkan makan minumnya. ” (Bukhari),
dan Nabi saw juga bersabda:
ليس الصيامُ من الأكل والشراب، إنما الصيامُ من اللغو والرفث، فإن سابك أحد أو جهل عليك فقُل: إني صائم إني صائم
“Tidaklah
puasa itu hanya menahan dari makan dan minum, tetapi puasa (menahan
diri) dari ucapan sia-sia dan kotor. Jika ada seseorang yang menghardik
kamu atau orang jahil menguji kamu katakanlah: “Saya sedang puasa,
saya sedang puasa” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan disahihkan oleh Albani),
Namun semua ini bersumber hanya
dari orang yang jujur dengan Khaliqnya. Sehingga Allah akan
membenarkan apa yang dilakukan hamba-Nya.
Di antara hasil perubahan
terbesar pada bulan Ramadan: Penyerahan penuh kepada hukum
(undang-undang) Allah, pelaksanaan perintah dan syariat-Nya sehingga
menghasilkan sosok individu yang bertakwa kepada Allah dalam semua
keadaan, karena itu bulan Ramadan yang merubah tabiat kehidupan secara
keseluruhan sebagai penjamin untuk melakukan perubahan dalam kehidupan
individu dan keluarga melalui program-programnya yang Rabbani dan
Istimewa.
Dan diantara perubahan pada
bulan Ramadan: ketelitian, komitmen dan disiplin terhadap waktu, Anda
dapat melihat seluruh umat duduk di hadapan hidangan berbuka saat
menunggu waktu berbuka, dan umat seluruhnya mennahan dirinya dari
makan, minum dan hubungan seks mulai waktu Imsak, sebagaimana Anda juga
melihat seluruh umat berada dalam satu shaff saat menunaikan shalat,
qiyam dan tarawih; ini tampak jelas jika dilihat dari atas atau jauh
tentang pemandangan umat yang berada dalam suatu sistem, ketelitian dan
susunan yang rapi.
Salah satu perubahan yang paling
menakjubkan dalam bulan Ramadhan: waktu berbuka yang tidak boleh
dilengahkan dan tidak ditangguhkan walaupun hanya satu menit.
Rasulullah saw telah menjelaskan dalam sabdanya:
لا تزال أمتي بخير ما عجلوا الفطور وأخروا السحور
“Umatku akan terus dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur.”
Hal ini menegaskan akan hubungan yang erat antara Ramadan dan umat secara keseluruhannya.
Dan diantara perubahan yang
paling lengkap pada bulan Ramadan: kita memelihara nikmat Allah yang
telah dianugerahkan kepada kita dengan melakukan revolusi rakyat dan
meraih hasilnya, bahwa cepatnya perubahan yang telah terjadi dan sedang
berlaku merupakan tanda kekuasaan Allah bahwa pelaksanaan hukum-hukum
alam pada sesuai dengan kadar kemampuan manusia. Inilah peluang yang
telah tiba pada bulan Ramadan; untuk melaksanakan revolusi bangsa Arab
dan memperolehi kemerdekaan mereka. Perubahan secara aman yang
diinginkan oleh rakyat dan kesadarannya yang berkesinambungan terhadap
revolusi dan terus memeliharanya walaupun harus masih menghadapi
berbagai cobaan dan rintangan, Ini semua adalah hasil rancangan dan
rekayasa Allah semata, yang telah mengejutkan Barat dan Timur,
sepertimana telah mengejutkan para ahli politik dan ahli-ahli fikir
dari kaum muslimin serta lain-lainnya.
Salah satu sikap perubahan yang
paling kuat dalam bulan Ramadan: Memecahkan perasaan takut dan ancaman
yang menghantui jiwa, yang menegaskan bahwa kekuatan yang sebenarnya
kembali untuk meminta pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah.
Sehingga dengan demikian para diktator dan rejim zalim tidak dapat
menindas rakyat nya sewenang-wenang lagi dan tidak boleh menjatuhkan
kepada kita pelbagai jenis ketidak-adilan dan kezaliman, sebagaimana
yang dijanjikan Allah SWT:
وَنُرِيدُ
أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ
أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمْ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي
الأَرْضِ وَنُرِي فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا
كَانُوا يَحْذَرُونَ
“Dan
Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka
orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman
beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka
itu”. (Al-Qashash:5-6)
Akhirnya, Ramadan adalah bulan perubahan dan perbaikan untuk umat:
Salah satu syi’ar terbesar yang
menjadi kontribusi penyatuan bangsa Arab dan umat Islam dengan berbagai
negara, mazhab, bahasa dan adatnya; seluruh umat Islam di seluruh
dunia sepakat bahwa puasa pada bulan Ramadan adalah kewajiban yang
termaktub dalam rukun Islam.
Di bulan Ramadan juga ada
semangat umat Islam mengeluarkan zakat harta; dimana hal tersebut dapat
menjadi kontribusi dalam mengentaskan masalah pengangguran dan tindak
kriminal secara bersamaan, mengentaskan kemiskinan dunia, dimana secara
statistik menunjukkan bahwa terdapat lebih dari satu milyar seratus
juta (1,100,000,000) orang miskin dan sangat miskin di dunia.
Di bulan Ramadan umat Islam
mengeluarkan Zakat fitrah untuk orang yang memerlukan dan tidak
memerlukan, untuk mewujudkan’takaful’ (gotong royong) yang sebenarnya.
Dan inilah yang ditegaskan lebih dari 130 ayat dalam al-Quran, dan
beratus-ratus hadith nabi saw dalam menggalakkan untuk menderma dan
mengorbankan harta kepada orang yang memerlukan dan miskin baik yang
muslim atau non muslim.
Ramadan juga menegaskan akan
kemerdekaan umat yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam menghadapi
serangan globalisasi yang menyeru kepada pengrusakan nilai-nilai dan
akhlak, karena umat Islam memiliki performa tersendiri, Allah SWT
berfirman:
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ
Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah”. (Al-Baqarah: 138).
(Shibghah
artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman
kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.pent).
Bulan Ramadan mengingatkan kita
beberapa kemenangan umat dalam sejarahnya. Dua kemenangan yang paling
besar dan fenomenal pada zaman Nabi saw adalah Perang Badar dan
penaklukan Makkah yang terjadi dalam bulan Ramadhan, penaklukan
Andalusia yang dipimpin oleh Tariq ibn Ziyad adalah terjadi pada
tanggal 28 Ramadan tahun 92 Hijriah, dan Pertempuran Ain Jalut, yang
berhasil mengalahkan Mongol terjadi pada tanggal 15 Ramadan tahun 658
Hijriah. Begitu juga Allah telah memberikan kemenangan pada tanggal 10
Ramadan tahun 1383 H (6 Oktober 1973) atas Zionis perampas tanah dan
tempat suci kita. Ini sesuai dengan janji Allah SWT yang telah
berfirman:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
(Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Ruum: 47″
Oleh karena itu semua, marilah
kita jadikan Ramadan sebagai bulan perubahan supaya kita lebih dekat
dengan pertolongan Allah yang senantiasa diberikan kepada orang-orang
yang dekat dengan-Nya. Allah berfirman:
وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبا
“Lalu
mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata:
“Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu berbangkit
itu dekat”,(Al-Isra’: 51).
Selawat dan salam atas Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Dan Allah adalah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.
Cairo 20 sya’ban 1432 H/21 Juli 2011 M
DR. Muhammad Badi’
0 komentar:
Posting Komentar